Bahlil Lahadalia Blak-blakan Sebut Softbank Batal Jadi Investor IKN: “Untung Bagi Dia, Engga Untung Bagi Negara”

Kabar24

Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menjelaskan alasan Softbank Group batal berinvestasi di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut Bahlil, Indonesia menginginkan model investasi yang adil, atau saling menguntungkan bagi negara dan investor.

Bahlil menuturkan Founder dan CEO Softbank Masayoshi Son memang pernah bertemu dengan Presiden Jokowi. Ia juga mengaku pernah beberapa kali ikut melakukan pendekatan ke bos Softbank itu.

Bahlil Lahadalia Ungkap Tawaran Proposal Softbank Tak Bikin Untung Indonesia

“Padahal proposal yang ditawarkan, menurut kami, untung bagi dia, enggak untung ke negara,” ujar dia dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen pada Rabu, 14 Desember.

Dia pun memberikan contoh tawaran yang disampaikan Softbank. Salah satunya adalah mereka ingin yang menentukan internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembalian modal. “Contoh nih ya, dia mau bangun, IRR ditentukan sendiri, nanti pemerintah tinggal sewa ke dia. Enggak fair, dong. Enggak cincai, dong. Jadi kita mencari model investasi yang fair. Artinya yang investornya juga hidup, tapi negara juga jangan dibuat berat. Win win,” tutur dia.

Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah tidak ingin didikte. Menurut Bahlil Lahadalia, pengusaha atau investor tidak boleh mengatur negara. Begitu pula dengan negara yang tidak boleh sewenang-senang kepada pengusaha. Karena pengusaha dan pemerintah saling membutuhkan.

“Itu yang dalam bahasa saya, enggak boleh pengusaha mengatur negara. Negara yang mengatur pengusaha, tapi juga negara enggak boleh semena-mena ke pengusaha. Nggak boleh, karena kita saling membutuhkan,” ucap Bahlil.

Namun, Bahlil Lahadalia menambahkan, meski Softbank batal berinvetasi untuk proyek IKN, masih banyak investor yang berminat. Dia mencatat sudah ada sejumlah investor global yang berkomitmen untuk menanamkan modalnya di ibu kota baru yang berasal dari beberapa negara. “IKN itu investornya sudah ada, dari Uni Emirat Arab (UEA), Cina, Taiwan, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa, itu ada,” tutur Bahlil.