Begini Penjelasan Jenderal TNI Moeldoko Tentang Brimob dari Daerah Masuk ke Ibukota

Kabar24

Jenderal TNI Moeldoko buka suara mengenai Brimob dari daerah yang masuk ke Jakarta, begini penjelasannya.

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI Moeldoko menilai langkah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memobilisasi personal Brimob dari sejumlah provinsi ke DKI Jakarta merupakan hal yang wajar. Kenapa demikian? Pasalnya mobilisasi Brimob ke Ibukota merupakan langkah antisipasi jelang pengumuman hasil rekapilutasi suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019 nanti.

Seperti yang dilansir pada jpnn.com, pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat pada Selasa (23/4) kemarin, presiden mengingatkan bahwa riak-riak kecil dalam pesta demokrasi di negara ini jangan sampai mengganggu keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.

“Kondisi seperti ini perlu semuanya mewaspadai yah, jangan sampai masyarakat merasa tidak nyaman dan tidak aman. Makanya presiden memberikan penekanan, agar TNI Polri lebih fokus lagi dalam memahami situasi.” ujar Moeldoko.

Dalam hal ini, Jenderal TNI Moeldoko tidak membantah adanya penguatan pengamanan dari aparat kepolisian dengan mendatangkan satuan Brigade Mobil (Brimob) perbantuan dari sejumlah daerah ke Ibukota. Meskipun kondisi keamanan Jakarta dalam posisi stabil.

“Intinya itu, karena Jakarta sebagai barometer jadi harus kita perkuat,” ucap Moeldoko.

Brimob siap bantu amankan hasil pilpres 2019 (tribunnews.com)

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo juga menyampaikan bahwa masuknya ratusan anggota Brimob ke Jakarta merupakan rangkaian dari pengamanan Pemilu 2019.

“Benar Brimob nusantara dikirim ke Jakarta dalam rangka mengamankan tahapan pemilu, karena kita ketahui bahwa seluruh tahapan pemilu muara akhirnya yakni ada di Jakarta. Tutur Dedi di Mabes Polri Jalan Trunojoyo Jakarta Selatan.

Adanya Brimob dari daerah turun ke Ibukota justru memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa tidak ada apa-apa situasinya. Jadi masyarakat kalau ada pasukan yang turun di lapangan, justru harus merasa nyaman jangan merasa ketakutan.

Moeldoko juga sejauh ini melihat bahwa potensi kerawanan hanya terjadi di dunia maya. Jenderal TNI Moeldoko itu menilai hal tersebut merupakan paradoks lantaran kejadian di dunia nyata tak seperti kehebohan di media sosial. Itu artinya masyarakat diminta untuk tenang dan jangan ada rasa takut. Sebab keamanan dan kenyamanan sudah di pikirkan jauh-jauh hari, baik itu dari Polri dan TNI.