Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menyoroti pentingnya pembahasan mendalam terkait potensi migas (minyak dan gas bumi) di Blok Warim, Papua. Meskipun potensi di wilayah tersebut sangat besar, Siti menekankan bahwa pembicaraan formal dan perizinan harus menjadi prioritas utama seiring dengan status kawasan konservasi Taman Nasional Lorentz.
“Kami belum menerima usulan formal terkait Blok Warim. Wilayah ini merupakan wilayah konservasi, oleh karena itu pembahasan harus dilakukan secara intensif,” ungkap Siti Nurbaya di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada Rabu (18/10/2023).
Kendati adanya potensi yang luar biasa, kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di Blok Warim belum dapat dilakukan sebelum adanya kesepakatan formal. Siti menekankan bahwa perlindungan terhadap kawasan konservasi harus dijaga dengan memastikan prosedur dan persetujuan yang tepat sebelum aktivitas ekstraksi dilakukan.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyampaikan rencana untuk menender Blok Warim dalam waktu dekat. Dwi mengungkapkan bahwa wilayah tersebut memiliki potensi yang signifikan dan bahkan disebut sebagai ‘harta karun’ minyak dan gas bumi di Papua.
“Dwi menyatakan, ‘Blok Warim akan segera ditender’, dalam konferensi pers di sela-sela acara The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) ke-4, Nusa Dua Bali, pada Rabu (20/9/2023).”
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa proyek tersebut akan dijalankan dengan memperhatikan keberadaan hutan lindung Papua. Dengan menjamin bahwa tumpang tindih wilayah akan dikelola dengan baik, Dwi menekankan komitmen terhadap konservasi lingkungan sebagai bagian integral dari rencana pengembangan sumber daya alam di daerah tersebut.
Demikian informasi seputar harta karun minyak dan gas bumi di Papua. Untuk berita ekonoi dan bisnis lainnya hanya di Biserje.com.