Gawat! Karyawan Starbucks di AS Lakukan Mogok Kerja Jelang Malam Natal

Serikat karyawan Starbucks di AS (Amerika Serikat) kembali mengeluarkan peringatan serius terkait aksi mogok kerja massal yang direncanakan pada Malam Natal. Pemogokan tersebut dipicu oleh kebuntuan negosiasi antara perusahaan dan serikat pekerja, dengan isu utama seputar upah, kepegawaian, dan jadwal kerja.

Starbucks mengoperasikan lebih dari 11 ribu toko di AS dan mempekerjakan sekitar 200 ribu pekerja, telah memulai negosiasi formal dengan serikat pekerja sejak April lalu.

Dalam upaya menangani karyawan Starbucks di AS, perusahaan telah mengadakan lebih dari delapan sesi perundingan hanya dalam bulan ini. Hingga kini, tercatat 30 kesepakatan telah dicapai, namun masih ada sejumlah isu penting yang belum menemukan solusi.

Pada Jumat, serikat pekerja memperingatkan bahwa aksi mogok kali ini dapat melibatkan “ratusan toko” di berbagai wilayah.

Momentum Malam Natal menjadi tekanan tambahan bagi Starbucks, mengingat periode ini merupakan salah satu waktu tersibuk sepanjang tahun, di mana banyak konsumen mencari layanan minuman dan makanan cepat saji.

Mogok kerja yang direncanakan ini tidak hanya menjadi ujian besar bagi manajemen Starbucks, tetapi juga mencerminkan ketegangan yang terus meningkat antara perusahaan besar dan serikat pekerja di AS.

Meskipun Starbucks telah menunjukkan upaya untuk mencapai kesepakatan dengan pihak serikat, jalan menuju resolusi masih panjang. Perusahaan menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan kebutuhan operasional dengan tuntutan pekerja.

Aksi mogok karyawan Starbucks di AS tidak hanya berdampak pada operasional harian Starbucks, tetapi juga menjadi sorotan publik atas isu kesejahteraan pekerja di industri ritel dan makanan cepat saji.

Serikat pekerja menegaskan, aksi ini bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak karyawan yang mereka anggap belum sepenuhnya dipenuhi oleh perusahaan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Starbucks mengenai langkah konkrit mereka untuk mencegah mogok kerja tersebut.

Demikian informasi seputar karyawan Starbucks di AS. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Biserje.Com.