Pemeriksaan terhadap empat produsen beras ternama di Indonesia terkait dugaan beras oplosan tengah dilakukan oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri. Keempat produsen yang terlibat mengelola berbagai merek beras populer seperti Sania, Ayana, dan FS Japonica.
Kasus beras oplosan mencuat setelah adanya dugaan pelanggaran mutu dan takaran yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Enam merek beras yang diduga dioplos antara lain Sania, Sovia, Fortune dari Wilmar Group, serta beras dari PT Food Station Tjipinang Jaya seperti FS Setra Ramos dan FS Sentra Wangi. PT Belitang Panen Raya dan Japfa Group juga terlibat, dengan merek beras seperti Raja Ultima, Raja Platinum, dan Ayana.
Proses penyelidikan kini sedang berjalan dan diperkirakan akan memperluas cakupan pemeriksaan kepada lebih banyak perusahaan.
Pelanggaran Mutu dan Takaran, Kasus Beras Oplosan Masuki Tahap Pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap produsen beras ini dipimpin oleh Kementerian Pertanian (Kementan) yang mengungkapkan bahwa 212 merek beras telah dilaporkan karena melanggar standar mutu.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa hal ini terjadi karena adanya pengurangan volume dan ketidaksesuaian mutu beras yang dipasarkan. Sebanyak 10 perusahaan besar sudah dipanggil untuk diperiksa oleh pihak kepolisian dan Kejaksaan Agung.
Dalam penyelidikan ini, pemerintah meminta semua produsen beras untuk memastikan bahwa produk yang mereka jual memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Pemeriksaan ini juga menjadi momentum bagi Satgas Pangan untuk lebih intensif mengawasi peredaran beras di pasar guna menghindari praktik oplosan yang merugikan konsumen.
Kesimpulan
Kasus beras oplosan yang melibatkan merek-merek ternama seperti Sania dan Ayana membuka tabir masalah kualitas dan takaran beras yang beredar di Indonesia. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak berwenang bertujuan untuk memastikan bahwa produsen beras mematuhi standar mutu yang berlaku.
Sebagai konsumen, penting untuk lebih jeli dalam memilih produk, sementara bagi produsen, ini adalah kesempatan untuk memperbaiki kualitas demi menjaga kepercayaan pasar.
Demikian informasi seputar kasus beras oplosan dan berbagai merek brand besar yang terseret. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Biserje.Com.