Soal Tarif Tol Jokowi Mahal, Jangan Salah Paham Berikut Ini Penjelasannya

Kabar24

Mahalnya tarif tol baru-baru ini digunakan oleh berbagai pihak untuk menjatuhkan lawan politiknya. Seberapa mahalnya?

Selama empat tahan pemerintahan Joko Widodo, banyak permbaharuan yang dilakukan di berbagai sektor, salah satunya pembangunan infrastruktur. Kepemimpinan Joko Widodo melalui kabiner kerjanya dalam waktu singkat telah banyak membangun jalan-jalan baru di daerah tertinggal. Selain itu juga banyak jalan tol yang dibangun semasa pemerintahan presiden RI Jokowi. Jokowi yang 2019 ini menjadi calon presiden Indonesia kembali, lagi-lagi menuai tudingan negatif dari lawan politiknya berkaitan dengan tarif tol.

Pembangunan Infrastruktur di Masa Pemerintahan Joko Widodo yang Dianggap “Salah Sasaran”

Serangan mahalnya tarif tol tersebut viral lantaran menyindir pembangunan infrastruktur di masa kepemimpinan Joko Widdodo. Dilansir  dari akun Instagram @cuknews, iklan video berdurasi 59 detik tersebut diawali pasangan suami istri yang tengah mengendarai mobil di jalan tol. Suami istri tersebut berdiskusi tentang biaya pembangunan jalan tol yang besar, dan berpendapat jika hal tersebut menjadi penyebab mahalnya tarif jalan tol.

Kemudian juga ditampilkan salah satu penduduk yang mengeluh harus berjalan lebih jauh lantaran adanya jalan tol. Ketika pasangan suami istri keluar jalan tol dan membeli buah tangan, pedagang juga mengeluhkan adanya jalan tol membuat dagangannya tidak laku, dan menganggap jika pembangunan jalan tol yang diinisiasi Presiden RI Jokowi salah sasaran dan salah tujuan.

Jokowi Meninjau Pembangunan Jalan Tol Solo-Ngawi (indopolitika.com)

Berdasarkan iklan kampanye tersebut, tentu sebenarnya banyak faktor yang mengakibatkan tarif tol dianggap mahal, faktor investasi, dan bunga kredit adalah salah satu faktor yang memprngaruhi tarif jalan tol tersebut. Adanya bunga kredit dikarenakan pembangunan jalan tol melalui pinjaman dari bank yang tentu mememiliki bunga. Kemudian tingginya tarif tol saat ini menjadi bahan kampanye lawan politik Jokowi untuk menyerang kabinet kerja-nya.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) melalui Kementerian PUPR kemudian angkat bicara, menyebut bahwa tudingan tersebut tidak benar alias hoax. Dilansir dari detik.com, Kepala BPJT Danang Parikesit menyatakan (4/4/2019) bahwa penetapan tarif tol sudah benar dan berdasarkan tingkat perekonomian di Indonesia. Selain itu penetapan investasi pembangunan jalan tol di Indonesia juga bergantung pada kondisi geografisnya, kondisi geologis, dan konsesinya.

Asosiasi Tol Indonesia (ATI) juga menilai jika suatu investasi pembangunan jalan tol akan dipengaruhi beberapa faktor, dari geografis, kondisi tanah, desain teknikal, metode pembangunannya, jumlah fasilitas dan perangkat penunjangnya, hingga desain pembangunan tol itu sendiri.

Pembangunan jalan tol dengan kondisi lahan yang labil akan membutuhkan perlakuan berbeda dibandingkan kondisi lahan yang stabil dan datar.
Pembangunan jalan tol yang memerlukan desain dengan struktur banyak, seperti adanya jembatan dan elevated (jalur layang) juga akan lebih rumit. Sehingga tudingan dari iklan kampanye lawan politik Jokowi hanya akan merugikan di satu pihak, yaitu Joko WIdodo yang kembali menjadi Calon Presiden Indonesia di pemilu 2019.