Mahalnya tarif tol baru-baru ini digunakan oleh berbagai pihak untuk menjatuhkan lawan politiknya. Seberapa mahalnya?
Selama empat tahan pemerintahan Joko Widodo, banyak permbaharuan yang dilakukan di berbagai sektor, salah satunya pembangunan infrastruktur. Kepemimpinan Joko Widodo melalui kabiner kerjanya dalam waktu singkat telah banyak membangun jalan-jalan baru di daerah tertinggal. Selain itu juga banyak jalan tol yang dibangun semasa pemerintahan presiden RI Jokowi. Jokowi yang 2019 ini menjadi calon presiden Indonesia kembali, lagi-lagi menuai tudingan negatif dari lawan politiknya berkaitan dengan tarif tol.
Pembangunan Infrastruktur di Masa Pemerintahan Joko Widodo yang Dianggap “Salah Sasaran”
Serangan
mahalnya tarif tol tersebut viral lantaran menyindir pembangunan infrastruktur di
masa kepemimpinan Joko Widdodo.
Dilansir dari akun Instagram @cuknews,
iklan video berdurasi 59 detik tersebut diawali pasangan suami istri yang
tengah mengendarai mobil di jalan tol. Suami istri tersebut berdiskusi tentang
biaya pembangunan jalan tol yang besar, dan berpendapat jika hal tersebut
menjadi penyebab mahalnya tarif jalan tol.
Kemudian juga ditampilkan salah satu penduduk yang mengeluh harus berjalan
lebih jauh lantaran adanya jalan tol. Ketika pasangan suami istri keluar jalan
tol dan membeli buah tangan, pedagang juga mengeluhkan adanya jalan tol membuat
dagangannya tidak laku, dan menganggap jika pembangunan jalan tol yang
diinisiasi Presiden RI Jokowi salah sasaran dan salah tujuan.
Berdasarkan iklan kampanye tersebut, tentu sebenarnya banyak faktor yang mengakibatkan tarif tol dianggap mahal, faktor investasi, dan bunga kredit adalah salah satu faktor yang memprngaruhi tarif jalan tol tersebut. Adanya bunga kredit dikarenakan pembangunan jalan tol melalui pinjaman dari bank yang tentu mememiliki bunga. Kemudian tingginya tarif tol saat ini menjadi bahan kampanye lawan politik Jokowi untuk menyerang kabinet kerja-nya.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) melalui Kementerian PUPR kemudian angkat bicara, menyebut bahwa tudingan tersebut tidak benar alias hoax. Dilansir dari detik.com, Kepala BPJT Danang Parikesit menyatakan (4/4/2019) bahwa penetapan tarif tol sudah benar dan berdasarkan tingkat perekonomian di Indonesia. Selain itu penetapan investasi pembangunan jalan tol di Indonesia juga bergantung pada kondisi geografisnya, kondisi geologis, dan konsesinya.
Asosiasi Tol Indonesia (ATI) juga menilai jika suatu
investasi pembangunan jalan tol akan dipengaruhi beberapa faktor, dari
geografis, kondisi tanah, desain teknikal, metode pembangunannya, jumlah
fasilitas dan perangkat penunjangnya, hingga desain pembangunan tol itu
sendiri.
Pembangunan
jalan tol dengan kondisi lahan yang labil akan membutuhkan perlakuan berbeda
dibandingkan kondisi lahan yang stabil dan datar.
Pembangunan jalan tol yang memerlukan desain dengan struktur banyak, seperti
adanya jembatan dan elevated (jalur layang) juga akan lebih rumit. Sehingga
tudingan dari iklan kampanye lawan politik Jokowi hanya akan merugikan di satu
pihak, yaitu Joko WIdodo yang kembali menjadi Calon Presiden Indonesia di pemilu 2019.