Tantangan dan Prospek Bank Digital di Indonesia: Analisis Kinerja dan Peluang Investasi 2024

Kabar24

Tahun 2023 menjadi saksi progresifnya kinerja sejumlah bank digital di Indonesia. Namun, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 6% memberikan dampak signifikan terhadap ekspektasi kinerja emiten bank digital. Beberapa pengamat ekonomi menyampaikan pandangan berbeda terkait potensi dan tantangan yang dihadapi oleh bank digital di masa mendatang.

Menurut pengamat ekonomi Budi Frensidy, keberlanjutan kinerja bank digital terhambat oleh beberapa faktor. Harga saham yang masih dianggap mahal dan kurangnya nasabah yang loyal untuk mendukung pertumbuhan CASA menjadi perhatian utama. Budi menegaskan bahwa bank digital masih mengandalkan spread bunga simpanan dan pinjaman, sementara ekosistem eksklusif dan konsistensi laba masih menjadi kendala.

Budi Frensidy memberikan saran kepada para investor agar memperhatikan Price to Book Value (PBV) sebelum berinvestasi di bank digital. PBV yang berada dalam kisaran 1 hingga maksimal 1,5, pertumbuhan laba yang konsisten, dan rencana pembagian dividen dapat menjadi parameter utama bagi investor yang ingin mengeksplorasi saham bank digital.

Di sisi lain, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin melihat investasi di bank digital masih menarik. Dengan pertumbuhan digitalisasi yang terus berkembang di Indonesia, bank digital diharapkan melakukan ekspansi yang signifikan. Amin meyakini bahwa ekspansi tersebut akan membantu bank digital mempertahankan dana pihak ketiga dengan suku bunga yang kompetitif, memungkinkan mereka untuk tetap mengendalikan konsumen dan memberikan kredit.

Amin Nurdin memberikan rekomendasi tiga bank digital yang dapat dicermati pada tahun mendatang: PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), dan Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). Dalam rekomendasinya, Amin menempatkan Bank Jago (ARTO) di posisi pertama karena pertumbuhannya yang cukup baik dan kolaborasi strategis dengan pemilik saham dari beberapa e-commerce besar.

Trioksa Siahaan, SVP Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), sepakat dengan Amin Nurdin. Menurutnya, saham yang menarik dan patut dicermati adalah saham Bank Jago (ARTO) karena diproyeksikan akan mengalami peningkatan kinerja pada tahun depan. Trioksa memberikan perkiraan target harga saham Bank Jago (ARTO) yang bisa mencapai Rp. 3.250 per saham.

Dinamika investasi di sektor bank digital menampilkan gambaran yang kompleks dengan tantangan dan peluang tersendiri. Investor diundang untuk menggali lebih dalam dan mempertimbangkan faktor-faktor kritis seperti PBV, pertumbuhan laba, dan rencana pembagian dividen sebelum membuat keputusan investasi di tahun 2024.

Demikian informasi seputar perkembangan investasi sektor bank digital di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Biserje.Com.