Harga Saham Garuda Merosot Tajam usai Bahas Laporan Keuangan Dengan BEI

Market

Harga saham garuda terus merosot tajam usai laporan keuangan 2018 ditolak oleh sejumlah pemegang saham

Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Merosot tajam  sebesar 1,28 persen dan berada pada level 464 per lembarnya pada bursa perdagangan sesi kedua yang dibuka pada, Selasa (30/4/2019) sekitar pukul 15.00 WIB. Harga Saham PT Garuda Indonesia diketahui sempat menguat pada saat pembukaan perdagangan saham.

Pada pukul 10.00 WIB, Harga saham Garuda Sempat merosot tajam pada level terendahnya hingga 462 per lembar.

Padahal, pada saat bursa saham yang dibuka pada Rabu (1/5/2019) pagi, saham emiten dengan kode saham GIAA sempat mengalami peningkatan sebesar 476 per lembar, namun pada pukul 10.00 WIB, saham perusahaan BUMN berpelat merah ini merosot tajam hingga 6 poin dari pembukaan sebesar 470 per lembar.

Berdasarkan data yang dirilis RTI pada hari Rabu menunjukkan, harga saham Garuda bergerak dalam rentang 462 hingga 476 per lembar. Sampai Pukul 15.00 WIB GIAA mampu mencatatkan penyerahan sebesar Rp, 5,08 miliar dengan jumlah jual-beli sebanyak 1.467 kali.

Property(jurnal.id)

Baca juga :

Joko Widodo Akan Ubah Fokus Pembangunan, Beberapa Sektor Akan di Untungkan

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui telah memanggil jajaran direksi Garuda terkait penolakan sebagian komisaris atas laporan keuangan 2018 PT Garuda Indonesia.

Adanya pertemuan tersebut dibenarkan oleh Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna. Ia mengungkapkan bahwa pertemuan dengan direksi Garuda Indonesia dilakukan pada pukul 8.30 hingga 9.30, selain jajaran direksi Garuda, BEI juga mengundang auditor dari laporan keuangan tersebut.

Yetna menyampaikan telah melakukan hearing dengan jajaran direksi serta audtor PT Garuda pada selasa (30/4/2019). “bursa akan mengirimkan permintaan penjelasan pada hari ini,” ujarnya.

Belum diketahui secara pasti apa yang dibicarakan antara BEI dengan PT Garuda Indonesia, hingga kini,  Yetna tak mau membocorkan hasil pertemuan yang dilakukan pihaknya dengan jajaran direksi serta auditor laporan keuangan dari perusahan BUMN ber pelat merah tersebut.

Diketahui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan pada Rabu (24/4/2019). Laporan keuangan 2018 GIAA telah disetujui oleh para pemegang saham dengan beberapa catatan, salah satunya adalah tidak ditandatanganinya laporan tersebut oleh dua komisaris perseroan yaitu Chairal Tanjung dan Dony Oskaria.

Chairal menjelaskan, penolakan laporan keuangan 2018 GIAA lantaran perjanjian antara Mahata dan Citilink tidak dapat diakui dalam laporan keuangan tersebut.  Menurutnya hingga kini pihak perseroan belum menerima pembayaran satupun yang dilakukan oleh pihak Mahata meskipun telah terpasang satu unit alat Citilink sejak ditandatangani pada 31 Oktober 2018 hingga tutup buku pada pada 2 April 2019.

Chairal menyatakan telah terjadi kesalahan akuntansi dalam memasukkan transaksi tersebut kedalam laporan tahun buku 2018. Hal tersebut membuat laporan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Independen Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan rekan, membuat kinerja GIAA menjadi untung sebesar US$ 809,846 pada 2018. Padahal sebelumnya terjadi kerugian sebesar US$ 26,58 juta pada 2017. Paska kejadian laporan yang dianggap janggal tersebut, saham PT Garuda Indonesia terus merosot tajam dan berada pada level terendahnya pada hari Rabu (1/5/2019).