Isu revolusi industri 4.0 akhir-akhir ini santer diberitakan. Simak artikel lebih lengkap berikut ini.
Masyarakat akhir-akhir ini sedang dipersiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Meskipun definisi dan persiapan untuk berjalan ke arah tersebut masih berada dalam persimpangan, namun Indonesia dapat dipastikan sedang menuju ke arah tersebut. Pemerintah juga belum mengambil langkah yang benar-benar serius dalam masalah tersebut. Sampai sejauh ini, mempersiapkan Indonesia sebagai negara yang akan merevolusi industrinya baru pada tahap wacana. Bukan berarti Indonesia tidak serius untuk melangkah ke arah tersebut. Hanya saja kita juga harus bersiap diri untuk melangkah ke arah 4.0, yaitu ke arah teknologi. Perkembangan teknologi yang banyak digemari anak muda juga terus dipantau.
Lalu bagaimana perkembangan anak muda dalam revolusid 4.0?
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki potensi untuk menciptakan penemuan yang melibatkan teknologi. Hal tersebut terbukti dengan adanya berbagai bisnis—yang juga memanfaatkan teknologi—tumbuh di Indonesia. Bisnis yang memanfaatkan teknologi dalam pengaplikasiannya juga memiliki aneka ragam bentuk dan definisi. Berbagai perusahaan rintisan atau start-up teknologi ternyata memiliki perkembangan yang pesat di Indonesia. Bisnis tersebut juga memberikan dampak positif bagi perekonominan masyarakat.
Wacana industri digital sendiri sudah sangat santer digencarkan para elit politik. Masalah industri digital sering diberitakan berbagai media masa. Salah satu fenomena yang terkait dengan industri digital di Indonesia adalah dalam masa pilpres 2019. Baik Jokowi dan Prabowo, keduanya sama-sama ingin memajukan star-up di bidang teknologi. Keduanya memiliki program yang—masing-masing—memiliki kelebihan dan kekurangan. Fenomena lainnya adalah dengan adanya gerakan boikot Bukalapak. Salah satu pendiri bisnsis e-commerce Bukalapak mengeluarkan pernyataan dalam akun twitternya mengenai dana riset dan pengembangan di Indonesia. Pernyataan tersebut ternyata mampu memunculkan reaksi yang besar. Hal tersebut dapat diartikan bahwa antara pelaku star-up teknologi dan pemerintah sama-sama memiliki keterkaitan yang kuat pada tahun-tahun belakangan ini daripada jenis bisnis konvensional lain.
Revolusi industri yang digalakkan pemerintah ternyata tidak hanya dalam ranah bisnis saja, namun juga pelayanan masyarakat. Salah satu momen yang ikut meramaikan isu revolusi industri adalah ketika Konvensi Nasional Humas 4.0 pada 10 Desember 2018 lalu. Dalam acara yang diadakan setiap satu tahun sekali tersebut mengusung tema “Humas 4.0: Tantangan Kebangsaan dan Reputasi Indonesia.” Tema tersebut sejalan dengan kemajuan dunia digital di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, presiden Jokowi memberikan pernyataan mengenai peran teknologi dan pekerjaan yang dilakukan manusia, salah satunya adalah pekerjaan kehumasan. Dalam perkembangan ke depan, pekerjaan yang berkaitan dengan kehumasan ternyata memiliki potensi untuk digantikan dengan teknologi.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, “Pekerjaan kehumasan sekarang ini banyak dibantu oleh mesin-mesin canggih yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan. Sekarang ini peran tenaga kehumasan sudah mulai diambil alih sebagian oleh komputer dan robot canggih tersebut. Oleh karena itu, penguasaan teknologi terbaru menjadi sangat penting untuk kita gunakan secara positif. Dan di saat yang sama, dibutuhkan redefinisi baru mengenai kehumasan kita ke depan.”
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Jendral (Purn) Moeldoko dalam acara tersebut. Dilansir dari www.wartaekonomi.co.id, Moeldoko mengatakan bahwa, “Meski robotik dapat menganalisa Big Data, semua masih tergantung pada manusia yang mengoperasikannya. Di dalamnya, ada tanggung jawab sosial dan kebenaran informasi. Inilah hal yang harus diingat para stake holders kehumasan. Kita tidak bisa lagi menunda, kita harus bicara 24 jam saat ini.”Pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan teknologi tersebut dapat menjadi sebuah bukti bahwa di masa depan, Indonesia akan terus bergerak maju mendekat pada perkembangan teknologi. Masyarakat dan generasi muda juga diharapkan mampu menjadi stake holders di bidang teknologi.