Saham Uber Mulai Anjlok di Saat Pencatatan Perdananya

Market

Saham Uber yang mulai anjlok pada pencatatan perdana tentunya menjadi sebuah pukulan telak bagi Uber. Untuk merombak kultur internal dan mengkoreksi merek dagang dalam melepas saham ke publik pada 2019, Uber membutuhkan waktu 2 tahun dalam menata jajarannya.

Usaha tersebut ternyata tidak begitu mempengaruhi antusiasme pemodal di wall street. Saham Uber turun lebih dari tujuh persen pada hari pertama perdagangan Jumat waktu New York. Pencatatan saham Uber di wall street tidak terlalu menggembirakan. Sebelumnya perseroan telah merasakan guncangan.

Aplikasi Uber yang mendukung penuh pelayanan transportasi (theverge.com)

Saham Uber Mulai Anjlok, Apa Penyebabnya?

Harga saham Uber dibuka turun ke posisi USD 42 per saham. Angka ini di bawah harga initial public offering (IPO) di kisaran USD 45. Saham Uber bahkan ditutup di posisi USD 41,57.

Kinerja hari pertama yang mengecewakan menjadikan Uber berbeda dari beberapa besar perusahaan teknologi.

Dalam lima tahun terakhir, cuma 10 persen IPO perusahaan teknologi AS yang ditunjang oleh modal ventura menuntaskan hari pertama pencatatan di area merah. Hal itu sesuai dengan data dari Renaissance Capital yang terhadap CNN.

Uber sukses mengumpulkan dana USD 8,1 miliar se usai IPO. Namun, jumlah itu masih di bawah yang direncanakan oleh Uber.

Pencatatan saham perdana Uber terjadi di tengah pekerja yang mogok, kerugian yang tajam dalam industri perjalanan, dan kekhawatiran perang dagang kepada Amerika Serikat dan Cina. Dikutip dari situs CNN Money, Senin (13/5/2019).

Selama dekade terakhir, Uber nampak sebagai salah satu komponen dari generasi perusahaan rintisan teknologi yang mengumpulkan dan kehilangan jumlah uang yang belum pernah terjadi sebelumnya sambil hindari go public selama mungkin.

Uber diluncurkan pada 2009 yang bertujuan untuk meawarkan kendaraan pribadi beroda empat hanya dengan membuka aplikasi di smartphone Anda.

Dalam dekade itu, Uber mampu menggilas kompetitornya. Dalam perjalanannya, Uber mampu membuat bisnis taksi menjadi tak stabil, menjadi startup AS paling berharga dan menjadi kesayangan silicon valley.

Investor utama Uber terbuka perihal perjalanannya. Namun berubah semenjak 2017. Ia merupakan (eks) insinyur Uber Susan Fowler yang mengguncang perusahaan dengan tuduhan pelecehan.

Travis Kalanick, salah satu pendiri Uber kemudian menjadi CEO mengakui bahwa Ia perlu “tumbuh” ketika tertangkap kamera sedang berpolemik dengan seorang pengemudi Uber.

Alhasil Kalanick digulingkan pada Juni 2017. Uber beroperasi tanpa CEO, CFO, COO dan CMO. Uber menggantikan Kalanick dengan Dara Khosrowashahi, seorang eksekutif berpengalaman yang sebelumnya berpengalaman di Expedia dan saham Uber mulai bergoyang naik.